Selasa, 22 April 2014

SEPAKBOLA SEBAGAI MEDIA PEMERSATU BANGSA

        SEPAKBOLA SEBAGAI MEDIA PEMERSATU BANGSA
Oleh
Irwan Sofyan Siregar*


   Cikal bakal rasa nasionalisme bangsa yang besar dengan beragamnya suku bangsa yang tersebar dari Sabang sampai Merauke pernah digunakan sebagai alat perjuangan bagi pemersatu bangsa. Begitu juga dengan olahraga yang telah mempersatukan bangsa begitu jua yang telah membuat permusuhan.
           Olahraga telah dikenal oleh banyak orang dari zaman dulu sampai sekarang sehingga olahraga ketenarannya tetap terjaga. Begitu banyaknya sesuatu yang dilakukan untuk pemersatuan bangsa lewat olahraga seperti olympiade, pon, asian games dll. Begitu Banyak juga kegiatan, organisasi yang berdiri karena olahraga ini dan berbagai club olahraga. Misalnya sesuatu yang dilakukan Baron Piere de Fredi Coubertin warga Perancis, dia menghidupkan kembali olympiade dengan tujuan pemersatuan bangsa di seluruh dunia.
Disisi lain Indonesia juga melakukan sesuatu perhimpunan, kegiatan untuk pemersatuan bangsa. Salah satunya tengok saja sejarah panjang lahirnya tiga organisasi tertua di Tanah Air yaitu perkumpulan olahraga Indonesia Moeda, PSSI, dan Pelti yang telah hadir di bumi persada ini sebelum dan sesudah lahirnya Boedi Utomo tahun 1908 meski awalnya kehadiran mereka masih bersifat kesukuan. Dan Itu fakta sejarah yang ada yaitu mereka yang masih bersifat individual. Tetapi itu tidak masalah karena tujuannya memang untuk mempersatukan bangsa.
Tiga tahun seusai dwitunggal kita Soekarno-Hatta memproklamirkan kemerdekaan 17-8-1945, lahir Pekan Olahraga Nasional Pertama (1948) yang tujuannya tidak lain adalah memperkuat dan mempererat lagi rasa kesatuan dan persatuan bangsa.
 Kepedulian terhadap sejarah perjuangan bangsa ini menghasilkan era keemasannya olahraga kepemimpinan Bung Karno sebagai presiden pertama yang tidak pernah lupa atau kabur dengan sejarah perjuangan bangsa ini berhasil mengangkat prestise bangsa maupun prestasi atletnya. Tetapi di mana posisi prestasi olahraga kita saat ini. Jangan lagi kita bicara tingkat Asia, di tingkat Asia Tenggara saja kita bahkan sudah tertinggal jauh dari Thailand dan Malaysia, bahkan mulai terkejar oleh negara yang baru usai perang saudara berkepanjangan,
Olahraga pada umumnya dan Sepakbola pada khususnya, sebenarnya merupakan wahana yang tepat sebagai alat pemersatu bangsa ini, yang akhir2 ini semakin diwarnai pesimisme. ketika banyak diwarnai kekerasan, kecurigaan, dan sarat kepentingan berbagai pihak dan golongan.


Sekarang sudah saatnya prestasi olahraga indonesia perlu diperhatikan dan ditingkatkan. perannya sangat terasa menyatukan semua lapisan masyarakat. dari yang tua sampai muda, yang laki-laki sampai perempuan, dari yang kaya sampai yang miskin. Tetapi banyaknya kendala dalam mempersatukan bangsa semakin benyak saja. Tidak bisa kita pungkiri, sebelum menatap dan menuju impian pemersatu, kasus demi kasus terus terjadi dalam persepakbolaan negeri, tak kunjung usai. Entah itu dari klub, kelompok suporter dan yang paling ironi kasus yang terjadi dalam tubuh PSSI. Sepak bola Indonesia sudah parahkah? ataukah hanya retorika dan permainan mereka yang tidak menginginkan kemajuan sepakbola ditanah air?. Mungkinkah semua karena budaya Indonesia, walau terkenal sebagai negara santun tapi pada dasarnya suka akan kekerasan, anarki serta korupsi. Masih diawal tahun 2008 saja jika kita amati dalam persepakbolaan nasional banyak masalah terjadi. Kisruh 8 besar yang menyeret nama Aremania,semi final di Senayan yang rusuh antara Jakmania dan Persipuramania menewaskan Fathul Mulyadin seorang Jakmania. Belum selesai, final Liga Indonesia harus digelar tanpa penonton, ditambah inkonsistensi PSSI dengan menghilangkan degradasi untuk musim ini. Oknum aparat juga tidak mau kalah, sebagai pengayom masyarakat justru membuat masyarakat resah. Beberapa waktu lalu di Maluku Tengah, TNI kembali terjadi bentrok dengan Polisi, bahkan Kantor dinas Mapolres Maluku Tengah rata dengan tanah dan beberapa rumah dinas Polres dibakar. Ironi memang, di negeri yang katanya “Bhinneka Tunggal Ika”, yang sangat menjunjung tinggi pluralitas dan egaliter, di dalamnya masih terdapat sendi-sendi pengganggu dan berusaha merusak tatanan masyarakat madani yang dengan susah payah dibentuk, walau memang belum sepenuhnya terbentuk.
KESIMPULAN
Olahraga memang merupakan suatu sarana untuk memersatukan bangsa hal itu dapat dilihat pada sejarah yang telah dipaparkan diatas. Sebagai contoh olahraga sepak bola yang telah memersatukan suku maupun ras di Indonesia maupun luar negeri. Walaupun demikian kita harus bisa selektif, jangan menjadikan pemecah silaturahmi dikarenakan perbedaan kelompok favorit dalam olahraga. Jangan hanya karena bada pendapat dan beda paham yang seharusnya olahraga menjadi media pemersatu bangsa malah menjadi alat pemecahan bangsa. Sekarang seharusnya semua lapisan masyarakat harus saling memahami dan menghormati sehingga olahraga sebagai ajang atau media pemersatu bangsa berjalan dengan baik dan lancar tanpa adanya kekerasan yang dapat memecahkan persatuan bangsa. Setidaknya olahraga sekarang harus diarahkan menjadi olahraga yang sportif dan jujur dari sejak dini karena kebiasaan olahraga yang dituntun sejak dini akan lebih efektif dibandingkan pengarahan setelah usia tua. Hal ini perlu diperhatikan karena olahraga merupakan sarana yang paling evektif utuk media ataupun sarana untuk memersatukan bangsa ini. Sehingga bangsa ini akan semakin maju dan mampu bersaing dengan nagara-negara maju lain. Dan jika pemersatuan bangsa ini dapat  menghasilkan kekompakan maka ini akan mengharumkan nama bangsa kita, setelah bertahun-tahun bangsa kita dijajah olah bangsa lain.

   * Penulis Adalah Mahasiswa Manajemen Semester 6
for more information follow @hilmanisme in twitter

Tidak ada komentar:

Posting Komentar