SEPAKBOLA SEBAGAI MEDIA PEMERSATU BANGSA
Oleh
Irwan Sofyan Siregar*
Cikal bakal rasa nasionalisme bangsa yang besar
dengan beragamnya suku bangsa yang tersebar dari Sabang sampai Merauke pernah
digunakan sebagai alat perjuangan bagi pemersatu bangsa. Begitu juga dengan
olahraga yang telah mempersatukan bangsa begitu jua yang telah membuat
permusuhan.
Olahraga
telah dikenal oleh banyak orang dari zaman dulu sampai sekarang sehingga
olahraga ketenarannya tetap terjaga. Begitu banyaknya sesuatu yang dilakukan
untuk pemersatuan bangsa lewat olahraga seperti olympiade, pon, asian games
dll. Begitu Banyak juga kegiatan, organisasi yang berdiri karena olahraga ini
dan berbagai club olahraga. Misalnya sesuatu yang dilakukan Baron Piere de
Fredi Coubertin warga Perancis, dia menghidupkan kembali olympiade dengan
tujuan pemersatuan bangsa di seluruh dunia.
Disisi lain Indonesia juga melakukan sesuatu perhimpunan,
kegiatan untuk pemersatuan bangsa. Salah satunya tengok saja sejarah panjang
lahirnya tiga organisasi tertua di Tanah Air yaitu perkumpulan olahraga
Indonesia Moeda, PSSI, dan Pelti yang telah hadir di bumi persada ini sebelum
dan sesudah lahirnya Boedi Utomo tahun 1908 meski awalnya kehadiran mereka
masih bersifat kesukuan. Dan Itu fakta sejarah yang ada yaitu mereka yang masih
bersifat individual. Tetapi itu tidak masalah karena tujuannya memang untuk
mempersatukan bangsa.
Tiga tahun seusai dwitunggal kita Soekarno-Hatta
memproklamirkan kemerdekaan 17-8-1945, lahir Pekan Olahraga Nasional Pertama
(1948) yang tujuannya tidak lain adalah memperkuat dan mempererat lagi rasa
kesatuan dan persatuan bangsa.
Kepedulian terhadap sejarah perjuangan bangsa ini
menghasilkan era keemasannya olahraga kepemimpinan Bung Karno sebagai presiden
pertama yang tidak pernah lupa atau kabur dengan sejarah perjuangan bangsa ini
berhasil mengangkat prestise bangsa maupun prestasi atletnya. Tetapi di mana
posisi prestasi olahraga kita saat ini. Jangan lagi kita bicara tingkat Asia,
di tingkat Asia Tenggara saja kita bahkan sudah tertinggal jauh dari Thailand
dan Malaysia, bahkan mulai terkejar oleh negara yang baru usai perang saudara
berkepanjangan,
Olahraga pada umumnya dan Sepakbola pada khususnya,
sebenarnya merupakan wahana yang tepat sebagai alat pemersatu bangsa ini, yang
akhir2 ini semakin diwarnai pesimisme. ketika banyak diwarnai kekerasan,
kecurigaan, dan sarat kepentingan berbagai pihak dan golongan.
Sekarang sudah saatnya prestasi olahraga indonesia perlu
diperhatikan dan ditingkatkan. perannya sangat terasa menyatukan semua lapisan
masyarakat. dari yang tua sampai muda, yang laki-laki sampai perempuan, dari
yang kaya sampai yang miskin. Tetapi banyaknya kendala dalam mempersatukan
bangsa semakin benyak saja. Tidak bisa kita pungkiri, sebelum menatap dan
menuju impian pemersatu, kasus demi kasus terus terjadi dalam persepakbolaan negeri,
tak kunjung usai. Entah itu dari klub, kelompok suporter dan yang paling ironi
kasus yang terjadi dalam tubuh PSSI. Sepak bola Indonesia sudah parahkah?
ataukah hanya retorika dan permainan mereka yang tidak menginginkan kemajuan
sepakbola ditanah air?. Mungkinkah semua karena budaya Indonesia, walau
terkenal sebagai negara santun tapi pada dasarnya suka akan kekerasan, anarki
serta korupsi. Masih diawal tahun 2008 saja jika kita amati dalam
persepakbolaan nasional banyak masalah terjadi. Kisruh 8 besar yang menyeret
nama Aremania,semi final di Senayan yang rusuh antara
Jakmania dan Persipuramania menewaskan Fathul Mulyadin seorang Jakmania. Belum
selesai, final Liga Indonesia harus digelar tanpa penonton, ditambah
inkonsistensi PSSI dengan menghilangkan degradasi untuk musim ini. Oknum aparat
juga tidak mau kalah, sebagai pengayom masyarakat justru membuat masyarakat
resah. Beberapa waktu lalu di Maluku Tengah, TNI kembali terjadi bentrok dengan
Polisi, bahkan Kantor dinas Mapolres Maluku Tengah rata dengan tanah dan
beberapa rumah dinas Polres dibakar. Ironi memang, di negeri yang katanya
“Bhinneka Tunggal Ika”, yang sangat menjunjung tinggi pluralitas dan egaliter,
di dalamnya masih terdapat sendi-sendi pengganggu dan berusaha merusak tatanan
masyarakat madani yang dengan susah payah dibentuk, walau memang belum
sepenuhnya terbentuk.
KESIMPULAN
Olahraga memang merupakan suatu sarana untuk memersatukan
bangsa hal itu dapat dilihat pada sejarah yang telah dipaparkan diatas. Sebagai
contoh olahraga sepak bola yang telah memersatukan suku maupun ras di Indonesia
maupun luar negeri. Walaupun demikian kita harus bisa selektif, jangan
menjadikan pemecah silaturahmi dikarenakan perbedaan kelompok favorit dalam
olahraga. Jangan hanya karena bada pendapat dan beda paham yang seharusnya
olahraga menjadi media pemersatu bangsa malah menjadi alat pemecahan bangsa.
Sekarang seharusnya semua lapisan masyarakat harus saling memahami dan
menghormati sehingga olahraga sebagai ajang atau media pemersatu bangsa
berjalan dengan baik dan lancar tanpa adanya kekerasan yang dapat memecahkan
persatuan bangsa. Setidaknya olahraga sekarang harus diarahkan menjadi olahraga
yang sportif dan jujur dari sejak dini karena kebiasaan olahraga yang dituntun
sejak dini akan lebih efektif dibandingkan pengarahan setelah usia tua. Hal ini
perlu diperhatikan karena olahraga merupakan sarana yang paling evektif utuk
media ataupun sarana untuk memersatukan bangsa ini. Sehingga bangsa ini akan
semakin maju dan mampu bersaing dengan nagara-negara maju lain. Dan jika
pemersatuan bangsa ini dapat menghasilkan kekompakan maka ini akan
mengharumkan nama bangsa kita, setelah bertahun-tahun bangsa kita dijajah olah
bangsa lain.
* Penulis
Adalah Mahasiswa Manajemen Semester 6
for more information follow @hilmanisme in twitter
Tidak ada komentar:
Posting Komentar