Sabtu, 12 Agustus 2017

9 Alat Manual Brew yang harus kamu ketahui

Foto : Istimewa


Semakin ke sini, semakin banyak yang tergila-gila dengan metode manual brewing untuk menikmati secangkir kopi. Setiap kedai kopi yang kekinian, tak lengkap rasanya jika tak menawarkan menu kopi dari manual brewing. Sesuai namanya, manual brewing adalah teknik menyeduh kopi menggunakan alat yang harus dioperasikan secara manual oleh manusia atau baristanya. Jadi, manusia atau baristanya yang harus mempersenjatai diri dengan ilmu soal manual brewing supaya dapat menghasilkan kopi dengan rasa tak kalah enaknya dibanding mesin.
Serunya, ada banyak jenis alat manual brewing yang ada di pasaran.
Ketahui jenis dan dasar dari penggunaan masing-masing alat dengan menyimak uraian di bawah ini.
1. Hario V60
Alat dengan sudut kemiringan 60 derajat inilah yang melambungkan nama besar Hario sebagai perusahaan penghasil alat seduh kopi asal Jepang. Pasang filter yang telah dipanasi sebelumnya, kemudian masukkan biji kopi yang telah digiling dengan tingkat kehalusan medium-fine sebanyak 20 gr. Tuang air panas sampai membasahi semua bubuk kopi, biarkan dulu selama 10-15 detik untuk proses blooming yang dapat untuk menghilangkan karbondioksida yang muncul setelah roasting. Saat blooming, kamu akan melihat gelembung di atas bubuk kopi. Lalu silakan lanjutkan menuang air secara perlahan tanpa terputus dengan gerakan memutar.
2. Kalita Wave
Kalita Wave sekilas mirip V60. Yang membedakan adalah bentuknya trapesium dengan bagian bawah rata (flat drip) dengan tiga buah lubang. Masukkan biji kopi yang digiling dengan tingkat medium ke dalam kertas filter yang telah dipasang pada alat. Ratakan bubuk kopi, tuang air membasahi seluruh permukaan bubuk kopi, diamkan selama 10-15 detik untuk blooming. Kemudian, lanjutkan menuang air secara berkelanjutan. Biarkan dulu kopi terseduh selama 2-3 menit, kemudian siap untuk dinikmati.
3. French Press
Alat satu ini cocok untuk pemula yang tertarik untuk belajar manual brewing. Setelah melakukan pre-heat selama sekitar 2-3 menit, masukkan biji kopi yang telah digiling dalam level paling kasar (coarse) kemudian tuang air panas sebanyak 360 ml dan aduk. Pasang kepala French Press dan seduh kopi selama 4 menit sebelum menekan filter ke bawah.
4. AeroPress
AeroPress mulai diperkenalkan oleh Alan Adler pada tahun 2005 dan menjelma menjadi alat manual brewing favorit para barista. Bentuknya pun fleksibel sehingga mudah dibawa kalau kamu traveling dan tak bisa lepas dari jenis kopi tertentu. Untuk alat ini, gunakan biji kopi yang digiling medium (sedikit kasar mirip garam) sebanyak 15 gr. Basahi kertas filter terlebih dulu untuk menghilangkan residu pada kertas filter. Sebaiknya, brew chamber atau tabung tempat meletakkan kopi juga dipanasi dulu atau pre-heat dengan menyiramkan air panas. Ini pun berlaku untuk alat lain, sampai cangkir yang akan kamu gunakan. Masukan bubuk kopi ke dalam brew chamber dan tuangkan air panas sebanyak 225 ml. Aduk dan seduh selama 10 detik atau tergantung kebiasaan kamu, kemudian pasang plunger atau penutup Aeropress. Tekan plunger ke bawah sehingga kopi mulai menetes ke gelas yang ada di bawah.
5. Chemex
Chemex bisa menghasilkan 8 cangkir kopi dalam sekali seduh, sehingga cocok untuk kamu yang ingin menikmati kopi bersama dengan kawan-kawan. Tuang biji kopi yang telah digiling medium ke dalam kertas filter yang sudah dipasang pada chemex. Ratakan kopi kemudian tuang air sampai membasahi seluruh permukaan lalu diamkan 10-15 detik untuk proses blooming. Setelah itu, lanjutkan menuang air sampai habis dengan teknik pouring yang kamu sukai. Waktu sedugnya sedikit lebih lama dibanding alat lain, yaitu sekitar 4 menit.
6. Moka Pot atau Bialetti
Moka pot adalah alat manual brewing yang bisa digunakan untuk membuat espresso shot karena sistem kerjanya memanfaatkan tekanan uap air yang dihasilkan dari proses pemanasan air pada chamber bialetti. Tuang air ke dalam chamber moka pot. Tuang bubuk kopi ke dalam filter moka pot, ratakan, kemudian lakukan tamping layaknya saat membuat espresso dengan menggunakan portafilter. Pasang semua bagian moka pot dengan benar, mulai dari chamber, filter, sampai bagian penutup moka pot. Setelah itu, letakkan moka pot di atas kompor dan nyalakan api untuk mulai proses brewing yang biasanya membutuhkan 3-4 menit, namun sedikit lebih lama kalau kamu menggunakan air biasa. Secara perlahan, kopi akan naik ke atas permukaan teko pada moka pot. Saat semua air telah naik, segera matikan api untuk menghindari seduhan jadi gosong.
7. Vietnam Drip
Membuat kopi dengan alat ini membutuhkan kesabaran ekstra karena menghabiskan waktu lumayan lama, sekitar 15 menit. Sesuai namanya, alat ini digunakan untuk membuat kopi yang sering dinikmati masyarakat Vietnam, yaitu dengan dengan susu kental manis. Setelah pre-heat, masukkan kopi yang telah digiling dengan tingkat kehalusan fine, ratakan, tuang air panas, lalu letakkan penutup Vietnam Drip.
8. Syphon
Alat yang dikenal juga sebagai manual brewing vacuum pot ini memiliki desain unik dan harga yang cukup mahal. Syphon pertama kali ditemukan di Jerman pada abad ke-19. Penggunaannya agak sedikit rumit karena kamu harus sedikit merakitnya sebelum digunakan. Kamu harus memasang kail kawat di bagian bawah funnel syphon. Kemudian, tuang air ke dalam gelas bulat yang menyatu dengan stand syphon. Kamu bisa menggunakan air panas atau air biasa namun memerlukan waktu lebih lama. Nyalakan kompor kecil (mini burner) untuk memanaskan air. Pasang funnel ke dalam gelas lab dengan keadaan agak miring agar udara masih bisa masuk saat proses pemanasan air. Setelah air mulai mendidih, perbaiki posisi funnel syphon sampai lurus dan menutup chamber glass berisi air. Kamu akan melihat air mulai naik perlahan ke bagian atas funnel. Setelah semuanya naik ke permukaan funnel syphon, segera masukan bubuk kopi yang telah digiling dengan level medium-coarse. Aduk kopi agar proses ekstraksi merata, seduh selama 40 detik sambil mengecilkan api pada burner. Setelah proses seduh selesai, segera matikan burner dan kopi akan mulai tersedot ke bagian bawah chamber glass. Keren sekali melihat proses yang satu ini!
9. Rok Presso
Memerlukan tenaga ekstra saat menggunakan mesin ini, tapi sebanding karena dapat menghasilkan espresso yang tak kalah dibanding espresso dari mesin. Setelah pre-heat, tekan tuas untuk membuang air. Masukkan kopi yang telah digiling dengan tingkat kehalusan fine ke dalam portafilter, tamping, pasang portafilter pada group head rok presso dengan benar, kemudian tuang air panas ke dalam chamber yang berada di bagian atas alat. Setelah itu, lakukan ekstraksi dengan menarik tuas rok presso ke bawah. Kopi pun mulai menetes ke bawah.
Sumber: dining.grivy.com

Selasa, 13 Juni 2017

Soekarno & Secangkir Kopi

Bandung, akhir Juni 1921. Kota indah dengan benih-benih nasionalisme yang mulai bersemi. Soekarno muda tiba dari Surabaya. Datang untuk menjadi mahasiswa di Technische Hoogeschool te Bandoeng.
.

Tapi dunia pergerakan lebih menarik minat Soekarno muda daripada teori di bangku kuliah. Dengan cepat dia menjadi salah satu orator handal yang dikenal karena pidato-pidato yang membakar soal kebangsaan.

.

Di Bandung pula Soekarno menemukan gairah dan cinta pada ibu kosnya sendiri, Inggit Garnasih.

.

Cinta menemukan jalannya, Soekarno menikahi Inggit yang lebih tua 13 tahun. Saat itu Soekarno baru berusia 20 tahun sementara Inggit 33 tahun. Dengan setia Inggit mendampingi Soekarno. Rumah Inggit di Jalan Ciateul Bandung menjadi pusat pergerakan kaum nasionalis kala itu.

.

Inggit segera paham kebiasaan suaminya. Sampai-sampai dia tahu kapan harus menyediakan kopi dan panganan bagi para nasionalis muda itu. Saat debat pada puncaknya. Saat mereka mulai menggebrak meja dan seolah-olah ingin adu tinju. Maka Inggit akan muncul dengan nampan berisi gelas-gelas kopi. Perdebatan para politikus ini berhenti sesaat untuk menikmati secangkir kopi panas. Inggit pun tersenyum lega.

.

Soekarno sangat menyukai kopi tubruk yang hitam pekat. Sebuah kegembiraan jika seorang kawan yang punya uang lebih mentraktirnya minum kopi dan makan peyeum, makanan khas Bandung yang terbuat dari singkong.

.

Secangkir kopi tubruk sering menemani sang proklamator dalam menulis pidato yg membakar jiwa. Istilah Pancasila pun diperkenalkan oleh Sukarno dalam pidatonya pada tanggal 1 Juni 1945

.

Setelah Indonesia merdeka, Soekarno tetap rajin ngopi. Pada pagi hari Soekarno selalu minum kopi. Untuk makannya, hanya roti yang diolesi sedikit mentega dan gula

.

Suasana penuh canda tawa selalu terjadi di Istana setiap pagi. Tak ada batas antara Presiden dan para bawahannya. Kadang waktu minum kopi pagi ini juga dimanfaatkan Soekarno untuk berdiskusi dengan para menteri dan pejabat mendiskusikan masalah negara.

.

Selamat Hari Kelahiran Pancasila.

.

sumber : @genesiscoffee