Minggu, 11 Juni 2023

Tersesat Di Jalan Yang Benar

Foto : Istimewa


Dalam proses Kehidupan, perjalanan setiap manusia tidaklah selalu sama. Ada manusia yang mengikuti jalan orang lain yang telah lebih dulu menjalaninya, dan ada manusia yang berusaha membentuk jalannya sendiri. 

Keduanya tidak ada yang salah, tergantung cara kita melihat dan menyikapi tentang perjalanan itu, dan pada akhirnya jalan tersebut akan bermuara kepada satu tujuan yang sama, yaitu "Titik Akhir Kehidupan"

Dalam setiap perjalanan yang aku lalui, tak jarang aku berperang dengan pikiranku sendiri. 
"Apakah aku sudah berada pada jalan yang seharusnya, atau aku harus putar arah dan mencari jalan lain?"

Pertanyaan seperti itu kerap muncul setiap aku merasakan kerikil-kerikil kecil atau lobang-lobang besar  yang mengganggu setiap perjalananku. 
Pilihannya ada dua, meneruskan jalan itu dan siap dengan berbagai resiko yg akan dihadapi atau mencari jalan alternatif lain yang akupun belum tahu jalan itu akan lebih baik atau malah lebih berisiko dari jalan yang aku tempuh saat ini. 

Pada titik ini, tingkat kedewasaanku serta proses sebuah penerimaan takdir atas aku berpengaruh besar dalam setiap pengambilan keputusan. 
Berbagai pertimbangan di bedah satu persatu, baik dan buruk ditelaah dengan bijak serta peluang dan resiko selalu menjadi tolak ukur dalam memilih.

Dan pada akhirnya, akupun sampai pada sebuah kesimpulan bahwa "aku akan meneruskan jalanku, entah apa yang menungguku di depan, aku siap dan akan kuhadapi satu per satu"

Keputusan ini bukan karena aku merasa sudah terlanjur jauh berjalan pada jalanku, tetapi karena aku yakin ketika memilih jalan yang lain pun pasti akan ada kerikil-kerikil serta lobang-lobang besar pada jalan itu, hanya saja kita tidak pernah tau di kilometer berapa dan kapan akan melewatinya. 

Dalam setiap perjalanan yang aku tempuh, aku selalu berusaha mematuhi "rambu-rambu" yang ada pada jalanku, dan seiring aku berjalan, kerap pula aku tak mengindahkan rambu-rambu itu sehingga perjalananku terasa tidak stabil dan mengalami banyak kendala. 

Tetapi, yang aku tahu bahwa aku tetap berada pada koridor jalanku. Tidak berbelok ke jalan yang salah dan tidak pula putus asa dan menghentikan perjalananku. 

Aku pernah merasa seperti tersesat di jalan ku sendiri, tetapi aku tetap menjalaninya dengan berpedoman kepada "rambu-rambu" itu sampai titik akhir perjalananku. HAH

Payakumbuh, 12 Juni 2023.

Sabtu, 03 Juni 2023

Tinta yang sempat Terputus : Titik Nol

Foto : Istimewa


Dua Ribu Tujuh Belas, tahun dimana perjalanan sebuah pencarian itu sempat terhenti. Entah karena memang tinta itu sudah habis, atau memang enggan untuk mengisinya kembali. 

Dua Ribu Dua Puluh Tiga, enam tahun lamanya tinta itu dibiarkan habis, mengering dan menghilang tanpa jejak. 

Mungkin memang harus ada sedikit pecutan untuk diri ini kembali merakit tinta-tinta itu menjadi tulisan-tulisan tentang sebuah pencarian atas ketidaktahuan. 

Sempat teringat pesan dari Pram, menulislah, karena tanpa menulis engkau akan hilang dari pusaran sejarah. 

Ya, pesan itu benar adanya. Aku merasa enam tahun ini tenggelam dan hanyut dalam pusaran ketiadaan, sirna. 
Ada seperti tiada, berjalan tapi tak berjejak. Hidup tapi tidak ada tanda kehidupan. 

Mulai dari titik ini, tinta yang habis itu harus segera diisi, tinta yang bisa menjadikan "ada" Itu memang benar adanya. Tinta yang bisa membuat sebuah langkah bisa meninggalkan "jejak" nya. Tinta yang bisa membuat "hidup" Menjadi sebuah kehidupan  yang penuh dengan tanda-tanda. 

Titik Nol : dimulai "kembali"

Payakumbuh, 4 Juni 2023.