Foto : Istimewa |
Dalam proses Kehidupan, perjalanan setiap manusia tidaklah selalu sama. Ada manusia yang mengikuti jalan orang lain yang telah lebih dulu menjalaninya, dan ada manusia yang berusaha membentuk jalannya sendiri.
Keduanya tidak ada yang salah, tergantung cara kita melihat dan menyikapi tentang perjalanan itu, dan pada akhirnya jalan tersebut akan bermuara kepada satu tujuan yang sama, yaitu "Titik Akhir Kehidupan"
Dalam setiap perjalanan yang aku lalui, tak jarang aku berperang dengan pikiranku sendiri.
"Apakah aku sudah berada pada jalan yang seharusnya, atau aku harus putar arah dan mencari jalan lain?"
Pertanyaan seperti itu kerap muncul setiap aku merasakan kerikil-kerikil kecil atau lobang-lobang besar yang mengganggu setiap perjalananku.
Pilihannya ada dua, meneruskan jalan itu dan siap dengan berbagai resiko yg akan dihadapi atau mencari jalan alternatif lain yang akupun belum tahu jalan itu akan lebih baik atau malah lebih berisiko dari jalan yang aku tempuh saat ini.
Pada titik ini, tingkat kedewasaanku serta proses sebuah penerimaan takdir atas aku berpengaruh besar dalam setiap pengambilan keputusan.
Berbagai pertimbangan di bedah satu persatu, baik dan buruk ditelaah dengan bijak serta peluang dan resiko selalu menjadi tolak ukur dalam memilih.
Dan pada akhirnya, akupun sampai pada sebuah kesimpulan bahwa "aku akan meneruskan jalanku, entah apa yang menungguku di depan, aku siap dan akan kuhadapi satu per satu"
Keputusan ini bukan karena aku merasa sudah terlanjur jauh berjalan pada jalanku, tetapi karena aku yakin ketika memilih jalan yang lain pun pasti akan ada kerikil-kerikil serta lobang-lobang besar pada jalan itu, hanya saja kita tidak pernah tau di kilometer berapa dan kapan akan melewatinya.
Dalam setiap perjalanan yang aku tempuh, aku selalu berusaha mematuhi "rambu-rambu" yang ada pada jalanku, dan seiring aku berjalan, kerap pula aku tak mengindahkan rambu-rambu itu sehingga perjalananku terasa tidak stabil dan mengalami banyak kendala.
Tetapi, yang aku tahu bahwa aku tetap berada pada koridor jalanku. Tidak berbelok ke jalan yang salah dan tidak pula putus asa dan menghentikan perjalananku.
Aku pernah merasa seperti tersesat di jalan ku sendiri, tetapi aku tetap menjalaninya dengan berpedoman kepada "rambu-rambu" itu sampai titik akhir perjalananku. HAH
Payakumbuh, 12 Juni 2023.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar