Selasa, 22 April 2014

LUNTURNYA MAKNA BHINEKA TUNGGAL IKA BAGI MASYARAKAT INDONESIA


Oleh: Muhammad Editya Perdana*
1. Pengertian dan Sejarah
Bhinneka Tunggal Ika adalah motto atau semboyan Indonesia.Frasa ini berasal dari bahasa Jawa Kuna dan seringkali diterjemahkan dengan kalimat “Berbeda-beda tetapi tetap satu”. Diterjemahkan per patah kata, kata bhinneka berarti "beraneka ragam" atau berbeda-beda. Kata neka berarti "macam" dan menjadi pembentuk kata "aneka" dalam Bahasa Indonesia. Kata tunggal berarti "satu".Kata ika berarti "itu". Dan secara harfiah Bhinneka Tunggal Ika diterjemahkan "Beraneka Satu Itu", yang bermakna meskipun berbeda-beda tetapi pada hakikatnya bangsa Indonesia tetap adalah satu kesatuan.Semboyan ini digunakan untuk menggambarkan persatuan dan kesatuan Bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang terdiri atas beraneka ragam budaya, bahasa daerah, ras, suku bangsa, agama dan kepercayaan. Bhineka tunggal ika merupakan kutipan dari sebuah kakawin Jawa Kuna yaitu kakawin Sutasoma, karangan Mpu Tantular semasa kerajaan Majapahit sekitar abad ke-14.
Munandar (2004:24) dalam Tjahjopurnomo S.J. mengungkapkan bahwa sumpah palapa secara esensial, isinya mengandung makna tentang upaya untuk mempersatukan Nusantara. Kemudian dilanjutkan dengan adanya Sumpah Pemuda yang tidak kalah penting dalam sejarah perkembangan pembentukan Jati Diri Bangsa ini. Sumpah Pemuda secara historis merupakan rangkaian kesinambungan dari Sumpah Palapa yang terkenal itu, karena pada intinya berkenaan dengan persatuan, dan hal ini disadari oleh para pemuda yang mengucapkan ikrar tersebut, setelah Sumpah Palapa.Para pemuda pada waktu itu dengan tidak memperhatikan latar kesukuannya dan budaya sukunya berkemauan dan berkesungguhan hati merasa memiliki bangsa yang satu, bangsa Indonesia.Ini menandakan bukti tentang kearifan para pemuda pada waktu itu.Dengan dikumandangkannya Sumpah Pemuda, maka sudah tidak ada lagi ide kesukuan atau ide kepulauan, atau ide propinsialisme atau ide federaslisme.Daerah-daerah adalah bagian yang tidak bisa dipisah-pisahkan dari satu tubuh, yaitu tanah Air Indonesia, bangsa Indonesia, dan bahasa Indonesia.Sumpah Pemuda adalah ide kebangsaan Indonesia yang bulat dan bersatu,
Pada saat kemerdekaan diproklamirkan, 17 Agustus 1945 yang didengungkan oleh Soekarno-Hatta, kebutuhan akan kesatuan dan persatuan bangsa Indonesia tampil mengemuka dengan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 sebagai dasar Negara RI. Sejak waktu itu, Sumpah Palapa dirasakan eksistensi dan perananya untuk menjaga kesinambungan sejarah bangsa Indonesia yang utuh dan menyeluruh. Seandainya tidak ada Sumpah Palapa, NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia) akan dikoyak-koyak sendiri oleh suku-suku bangsa Nusantara yang merasa dirinya bisa memisahkan diri dengan pemahaman federalisme dan kedaerahan yang berlebihan. Gagasan-gagasan memisahkan diri sungguh merupakan gagasan dari orang-orang yang tidak tahu diri dan tidak mengerti sejarah bangsanya, bahkan tidak tahu tentang “jantraning alam” (putaran zaman) Indonesia.




Bhineka Tunggal Ika menggambarkan kesatuan geopolitik dan geobudaya yang terpancar dari Sabang sampai Merauke. Di mana terdapat berbagai macam agama , ide , ideologis , suku bangsa , dan bahasa. Dari keberagaman ini muncul suatu pengertian bahwa ke-Indonesia-an memang mulai dari adanya keberagaman. Pondasi dasar kebudayaan Indonesia mempunyai sifat akulturatif , integrative , adaptif , kreatif , dan harmonis yang dinamis dalam menerima unsur-unsur budaya asing menyaring dan menyerap akan hal-hal yang dapat memperkaya munculnya anasir-anasir ke-Indonesia-an. Dasar Bhineka Tunggal Ika merupakan unsure yang sangat fundamental dan ia merupakan culture intelegent yang dapat dijadikan bingkai dasar untuk merajut kembali goyahnya jadi diri kebudayaan bangsa.
2. Penyebab Lunturnya Bhineka Tunggal ika
1.      Diskriminasi
Diskriminasi merupakan suatu kejadian yang biasa dijumpai dalam masyarakat, ini disebabkan karena kecenderungan manusia untuk membeda-bedakan yang lain, ketika seseorang diperlakukan secara tidak adil karena karakteristik suku, antar golongan, kelamin, ras, agama dan kepercayaan, aliran politik, kondisi fisik atau karakteristik lain yang diduga merupakan dasar dari tindakan diskriminasi. ada masa dimana terjadi diskriminasi ras-etnik di negeri ini.Dalam praktik, pemenuhan hak-hak sipil yang merupakan bagian masyarakat ditandai dengan etnis keturunan Tionghoa, bahkan sampai detik inipun masih terjadi diskriminasi.
Diskriminasi terhadap kaum minoritas di Indonesia masih merupakan masalah aktual. Hal ini seharusnya tidak terjadi lagi, karena dalam masa reformasi ini telah diadakan Departemen Kehakiman dan Hak Asasi Manusia, serta oleh pemerintahpemerintah sejak masa Presiden Habibie, Gus Dur, hingga Megawati telah dikeluarkan beberapa Inpres yang menghapuskan peraturan-peraturan pemerintah sebelumnya khususnya ORDE BARU yang bersifat diskriminatif terhadap kebudayaan minoritas, dalam arti adat istiadat, agama dari beberapa suku bangsa minoritas di tanah air. Mengapa hal demikian dapat terjadi terus, seakan-akan rakyat kita sudah tak patuh lagi dengan hukum yang berlaku di negara kita.Untuk menjawab ini, tidak mudah karena penyebabnya cukup rumit, sehingga harus ditinjau dari beberapa unsur kebudayaan, seperti politik dan ekonomi.Dan juga psikologi dan folklornya.
2.      Primordialisme

Adalah sebuah pandangan atau paham yang memegang teguh hal-hal yang dibawa sejak lahir, baik mengenai tradisi, adat istiadat, kepercayaan maupun segala sesuatu yang ada didalam lingkungan pertamanya. Di satu sisi primordial memiliki fungsi untuk melestarikan budaya kelompoknya, namun disisi lain sikap ini dapat membuat individu/kelompok memiliki sikap etnosentrisme, “yaitu suatu sikap yang cenderung bersifat subjektif dalam memandang budaya orang lain dari kaca mata budayanya”.

3.      Konflik
Konflik dilatarbelakangi oleh perbedaan ciri-ciri yang dibawa individu dalam suatu interaksi.perbedaan-perbedaan tersebut diantaranya adalah menyangkut ciri fisik, kepandaian, pengetahuan, adat istiadat, keyakinan, dan lain sebagainya. Dengan dibawasertanya ciri-ciri individual dalam interaksi sosial, konflik merupakan situasi yang wajar dalam setiap masyarakat dan tidak satu masyarakat pun yang tidak pernah mengalami konflik antar anggotanya atau dengan kelompok masyarakat lainnya, konflik hanya akan hilang bersamaan dengan hilangnya masyarakat itu sendiri.Konflik sangat bertentangan dengan integrasi,Konflik dan Integrasi berjalan sebagai sebuah siklus di masyarakat. Konflik yang terkontrol akan menghasilkan integrasi. sebaliknya, integrasi yang tidak sempurna dapat menciptakan konflik.

Faktor-faktor penyebab konflik

·        Perbedaan individu, yang meliputi perbedaan pendirian dan perasaan.
·        Perbedaan latar belakang kebudayaan sehingga membentuk pribadi-pribadi yang berbeda.
·        Perbedaan kepentingan antara individu atau kelompok.
·        Perubahan-perubahan nilai yang cepat dan mendadak dalam masyarakat.

1.      Egoisme
Merupakan motivasi untuk mempertahankan dan meningkatkan pandangan yang hanya menguntungkan diri sendiri. Egoisme berarti menempatkan diri di tengah satu tujuan serta tidak peduli dengan penderitaan orang lain, termasuk yang dicintainya atau yang dianggap sebagai teman dekat.
2.      Hambatan dari dalam
Di Negara ini masih banyak yang berjuang atas nama agama,, suku, golongan, ras. Masing-masing beranggapan bahwa dirinya lebih baik dari orang lain, hal ini yang menjadi kesalahan. Adanya perbedaan bukan dipandang sebagai sebuah kekayaan bangsa yang seyogyanya dipertahankan dan dilestarikan, melainkan dipandang sebagai suatu yang bias menyulut konflik berkelanjutan. Mengatasi hambatan yang datangnya dari luar memang lebih mudah, sebab semua perbedaaan bias segera dihilangkan untuk mengatasi hambatan tersebut. Lain halnya ketika hambatan tersebut datangnya dari dalam, hambatan tersebut akan sulit dihilangkan sebab masing-masing kelompok memiliki ego masing-masing. Apa yang bias menghentikan ini adalah dengan kembali kepada Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika, mengimplementasikan secara serius dan total dalam segala aspek kehidupan berbangsa dan bernegara

Dan berikut ini adalah beberapa contoh kasus dari lunturnya makna Bhineka Tunggal Ika bagi masyarakat Indonesia:
·        Kerusuhan di sambas, Kalimantan Barat, berawal dari februari 2001 dan berlangsung sepanjang tahun itu di mana antara suku dayak dengan kelompok madura pendatang saling serang, saling tikam, dan saling bunuh.
·        Rivalitas dan konflik supporter sepak bola di Indonesia, antara The Jak & Viking, Aremania & Bonek mania, Benteng Viola & Benteng mania serta Persik mania & Aremania.
·        Kasus Mesuji di Lampung.
·        Konflik Poso pada tahun 2000 antara umat islam dan nasrani.
·        Kasus SARA di Kabupaten Situbondo dan Karawang pada tahun 2006.
·        Dan tentu saja masih jelas dalam ingatan kita adanya daerah-daerah yang ingin melepaskan diri dari NKRI. Seperti Gerakan Aceh Merdeka (GAM), Republik Maluku Selatan (RMS), dan Organisasi Papua Merdeka (OPM).
Padahal dengan adanya semboyan Bhineka Tunggal Ika seharusnya masyarakat Indonesia bisa bersatu dan menghambat semua konflik yang didasari atas kepentingan pribadi maupun kelompok. Namun apa yang terjadi saat ini, makna Bhineka Tunggal Ika seakan-akan tak pernah ada dan tak berarti lagi. Banyak sekali generasi muda  yang hanya mempelajari arti Bhineka Tunggal namun dalam kehidupan sehari-hari tak menerapkannya. Hal tersebut sangat disayangkan. Kalau yang muda sudah seperti itu bagaimana kehidupan mendatang dan siapa yang akan meneruskan persatuan yang telah ada cuy?

-      Bang Adam: Seberapa besar pengaruh genosida dalam masalah kebhinekaan itu, serta apakah setelah terjadi perdamaian antara 2 kubu yang sedang konflik tidak akan terjadi konflik selanjutnya? Kata genosida sebenarnya kurang tepat apabila menyingkapi permasalahan kebhinekaan yang terjadi di Indonesia, sebab genosida adalah pembataian atau pemusnahan besar-besaran suatu kelompok terhadap kelompok yang lain secara sistematis untuk menyingkirkan kelompok itu, yang lebih tepat adalah konflik itu sendiri. Dan apabila kedua kubu yang telah berdamai pasti akan terjadi konflik-konflik berikutnya lagi sebab sebuah kejadian penting yang terjadi pada masa itu akan diceritakan sacara terus turun-temurun sehingga akan menjadi pencitraan yang akan menyulut konflik lagi pada masa selanjutnya, serta ketidakpuasan/ego suatu kelompok yang telah di rugikan dalam suatu konflik walaupun telah terjadi perdamaian namun akan membuka lembaran baru konflik selanjutnya, jadi makna toleransi, prulalisme, dan tenggang rasa itu lah yang memang harus di junjung tinggi.
-      Sony: Seberapa pentingnya sikap prulalisme dalam Bhineka Tunggal Ika? Prulalisme sangat penting dalam menjawab permasalahan kebhinekaan yang terjadi, karena dengan adanya suatu sikap prulalisme maka segala perbedaan itu akan dihilangkan, jadi suatu individu/kelompok tidak akan menyatakan bahwa dirinya lah yang paling benar dan kelompok lain yang salah, perbedaan itu diciptakan agar kita bisa saling melengkapi kekurangan yang ada.
-      Bang Aroy: Kapan sebenarnya puncak dari pencapaian Bhineka Tunggal Ika pada saat itu? Dan apakah masyarakat telah menyingkapinya? Sebenarnya kebhinekaan itu baru mencapai puncaknya pada 1 juni 1945 pada saat lahirnya pancasila, karena pada waktu tidak ada lagi ide kedaerahan ataupun federaslisme
-      Hilman: Di mana batas suatu ego untuk dikeluarkan? Sebenarnya kita bebas dalam mengeluarkan suatu ego, namun ada kalanya ketika kebebasan kita itu terikat/terhalang oleh kebebasan orang lain.
-      Bang Hilmen: Fanatisme The Jak & Viking? Kenapa bisa terjadi? Saya sendiri tidak begitu memahami konflik antara supporter sepak bola karena semua alasan mengapa mereka melakukan konflik itu berbeda-beda versi antar kubu itu, namun fanatisme dapat lahir akibat pengaruh dari kedaerahan, lingkungan sekitar, serta suatu penilaian yang berlebihan.
-      Aditya: Apakah pemerintah telah berperan dalam menerapkan keBhinekaan itu? Sebenarnya sudah, namun yang terjadi dewasa ini adalah masyarakat enggan dan ogah dalam mengimplementasikan kebhinekaan tersebut.


*Penulis adalah mahasiswa Manajemen semester 6


For more information please follow @hilmanisme on Twitter

Tidak ada komentar:

Posting Komentar